Jumat, 18 Desember 2009

Filsafat Barat; Ringkasan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Filsafat merupakan suatu disiplin ilmu dan bahkan merupakan induk dari semua pengetahuan. Berbagai aliran filsafat muncul sejak Yunani, abad pertengahan, filsafat timur, filsafat barat, hingga modern dan bahkan saat ini. Banyaknya aliran filsafat menunjukkan bahwa belum ada konsep yang mencakup secara keseluruhan dari berbagai aliran filsafat, ini karena sangat luasnya kajian dan beragamnya pendekatan dan banyaknya metode dan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat.
Filsafat modern merupakan salah satu periode dalam dunia filsafat yang muncul setelah renaisance di Eropa dan cukup memberikan kontribusi pada dunia filsafat secara umum. Aliran filsafat apa saja dan siapa tokoh-tokohnya serta bagaimana konsep pemikirannya merupakan hal yang menarik bagi penulis untuk mengadakan penelitian ini.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis dapat memberikan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah filsafat aliran Idealisme?
2. Bagaimanakah filsafat aliran Positivisme?
3. Bagaimanakah filsafat aliran Evolusionisme?
4. Bagaimanakah filsafat aliran Materialisme?
5. Bagaimanakah filsafat aliran Neokantianisme?
6. Bagaimanakah filsafat aliran Pragmatisme?
7. Bagaimanakah filsafat aliran Filsafat Hidup?
8. Bagaimanakah filsafat aliran Fenomenologi?
9. Bagaimanakah filsafat aliran Eksistensialisme?
10. Bagaimanakah filsafat aliran Neo-thomisme?
11. Bagaimanakah filsafat aliran Analitis?
12. Bagaimanakah filsafat aliran Struktural?

***
BAB II
FILSAFAT MODERN

A. Idealisme
Pelopor aliran filsafat iniantara lain : J.G Ficthe (1762-18-14), F.J.W Scheling (1775-1854), G.W.F Hegel (1770-1831), Schopenhauer (1788-1860).
Hegel mengatakan segala peristiwa di dunia ini hanya dapat dimengerti jika suatu syarat dipenuhi, yaitu jika peristiwa-peristiwa itu sudah secara otomatis mengandung penjelasan-penjelasannya. Ide yang berpikir itu sebenarnya adalah gerak yang menimbulkan gerak lain. Artinya gerak yang menimbulkan tesis, kemudian antitesis (gerak yang bertentangan), kemudian timbul sintesis yang merupakan tesis baru yang nantinya menimbulkan antitesis baru dan seterusnya.

B. Positivisme
Positivisme adalah segala gejala dan segala yang tampak seperti apa adanya, sebatas pengalaman-pengalaman objektif. Jadi, setelah fakta diperolehnya, fakta-fakta tersebut kita atur dapat memberikan semacam asumsi (proyeksi) ke masa depan. Pemikiran filsafat ini adalah apa yang telah diketahui adalah yang faktual dan yang positif, sehingga metafisika ditolaknya.
Filsafat positivisme ini lahir pada abad ke-19. Tokoh-tokohnya antara lain: August Comte (1798-1857),John S. Mill (1806-1873), Herbert Spencer (1820-1903).

C. Evolusionisme
Aliran ini dipelopori oleh seorang zoologi yang mempunyai pengaruh sampai saat ini yaitu, Charles Robert Darwin (1809-1882). Dalam pemikirannya, ia mengajukan konsepnya tentang perkembangan segala sesuatu termasuk manusia yang diatur oleh hokum-hukum mekanik, yaitu survival of the fittest dan struggle
Pada hakikatnya antara binatang dan manusia dan benda apapun tidak ada bedanya. Dimungkinkan terdapat perkembangan manusia pada masa yang akan datang lebih sempurna.
Dalam pemikiran Darwin tidak melahirkan filsafat, tetapi pada ahli pikir berikutnya seperti (Herbert Spencer) berfilsafat pada evolusionisme sebagaimana konsepnya Darwin di atas.

D. Materialisme
Salah satu tokoh materialisme (materialisme alam) adalah Ludwig Feueurbach (1804-1872) sebagai pengikut hegel, ia mengemukakan pendapatnya bahwa baik pengetahuan maupun tindakan berlaku adagium , artinya terimalah dunia yang ada bila menolak agama/ metafisika. Satu-satunya asas kesusilaan adalah keinginan untuk mendapatkan kebahagiaan. Dan untuk mencari kebahagiaan manusia harus ingat sesamanya.
Sedangkan tokoh materialisme lainnya (materialisme historis/ dialektis) adalah Karl Marx (1818-1883) menurutnya hidup manusia ditentukan oleh keadaan ekonomi. Dari segala hasil tindakannya: ilmu, seni, agama, kesusilaan, hukum, politik semuanya itu hanya endapan dari keadaan itu, sedangkan keadaan itu sendiri ditentukan benar-benar dalam sejarah.
E. Neo-kantianisme
Banyak filosof Jerman yang tidak puas dengan Materialisme, Posivisme, dan Idealisme. Mereka ingin kembali ke filsafat kritis, yang bebas dari spekulasi Idealisme dan bebas dari dogmatis Positivisme dan Materialisme. Gerakan ini disebut Neo-kantianisme. Tokohnya antara lain Wilhelm Windelband (1848-1915), Herman Cohen (1842-1918), Paul Natrop (1854-1924), Heinrich Reickhart (1863-1939).
Herman Cohen memberika titik tolak pemikirannya mengemukakan bahwa keyakinannya pada otoritas akal manusia untuk mencipta. Mengapa demikian, karena sesuatu itu baru dikatakan 'ada' apabila terlebih dahulu dipikirkan. Artinya, 'ada' dan 'dipikirkan' adalah ama sehingga apa yang dipikirkan akan melahirkan isi pikiran. Tuhan, menurut pendapat Herman Cohen bukan sebagai person, tetapi sebagai cita-cita dari seluruh perilaku manusia.

F. Pragmatisme
Pragmatisme berasal dari kata pragma yang artinya guna. Pragma berasal dari kata Yunani. Maka pragmatisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa yang benar adalah apa saja yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan akibat-akibat yang bermanfaat secara praktis. Dalam arti lain bahwa pragmatisme adalah aliran yang menyatakan bahwa sesuatu itu benar jika berguna.
Tokoh aliran ini antara lain William James (1842-1910) yang beranggapan bahwa masalah kebenaran tentang asal/ tujuan dan hakikat bagi orang Amerika terlalu teroritis . ia menginginkan hasil-hasil yang kongkret.

G. Filsafat Hidup
Aliran filsafat ini lahir akibat dari reaksi dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengakibatkan industrialisasi semakin pesat. Hal ini mempengaruhi pola pemikiran manusia. Peranan akal pikiran hanya digunakan untuk menganalisis sampai manyusun sintesis baru. Bahkan alam semesta atau manusia dianggap sebagai mesin, yang tersusun dari beberapa komponen, dan bekerja sesuai dengan hukum-hukumnya.
Tokohnya antara lain Henry Bergson (1859-1941) yang berpendapat bahwa alam semesta ini merupakan suatu organisme yang krealif, tetapi perkembangannya tidak sesuai dengan implikasi logis. Perkembangnnya meletu-letup dalam keadaan tidak sama sehingga melahirkan akibat-akibat dengan spektrum yang baru. Hanya ada beberapa yang berhasil dapat membentuk suatu organisme kreatif yang sesuai dengan hukum alam. Salah satunya adalah manusia dengan intelektualnya dan mengapa manusia dapat lolos dari seleksi alam. Dalam eksistensinya, manusia mempunyai daya hidup (elan vital). Dengan adanya elan vital tersebut diharapkan manusia akan mampu melahirkan segala tindakannya.

H. Fenomenologi
Fenomenologi (fenomena=gejala) adalah aliran filsafat yang didasarkan pada pengamatan-pengamat gejala baik yang dapat ditangkap oleh indra atau dapat dirasakan secara batin.
Tokoh aliran filsafat Fenomenologi antara lain Edmund Husserl (1839-1939) yang menyatakan bahwa objek atau benda harus diberi kesempatan untuk berbicara yaitu dengan cara deskriptif fenomenologis yang didukung oleh metode deduktif. Tujuan adalah untuk melihat hakikat-hakikat gejala secara intuitif. Sedangkan metode deduktif artinya menghayalkan gejala-gejala dalam berbagai macam yang berbeda. Sehingga akan terlihat batas invariable dalam situasi yang berbeda-beda. Sehingga akan muncul unsur yang tidak berubah-ubah yaitu hakikat.

I. Eksistensialisme
Kata Eksistensialisme berasal dari kata Eks yang berarti keluar, dan sistensi yang berarti berdiri atau menempatkan. Pemikiran aliran filsafat ini berpendapat bahwa manusia dalam keberadaannya itu sadar bahwa dirinya ada dan segala sesuatu keberadaannya ditentukan oleh akunya. Karena manusia selalu terlihat di sekelilingnya, sekaligus sebagai miliknya. Upaya untuk menjadi miliknya itu manusia harus berbuat menjadikan dan merencanakan, yang berdasar pada penglaman yang kongkret.
Aliran ini memandang berbagai gejala dengan berdasar pada eksistensinya. Artinya bagaimana manusia berada (bereksistensi) dalam dunia. Tokoh aliran filsafat ini antara lain Soren Kierkegaard (1813-1855).

J. Neo-thomisme
Pada pertengahan abad ke -19, di tengah-tengah gereja katolik banyak penganut paham Thomisme, yaitu aliran yang menikuti Thomas Aquinas. Pada mulanya kalangan gereja ada semacam keharusan untuk mempelajari ajaran tersebut kemudian menjadi satu paham Thomisme, yaitu pertama ajaran Thomisme sudah sempurna, tugas kita adalah memberikan tafsir sesuai zaman, kedua walau ajaran Thomisme sudah sempurna namun masih terdapat hal-hal yang pada suatu saat belum dibahas oleh karenanya sekarang perlu diadakan penyesuaian sesuai dengan ilmu pengetahuan. Ketiga paham yang menganggap bahwa ajaran Thomisme harus diikuti akan tetapi tidak boleh beranggapan bahwa ajarannya betul-betul sepurna.

K. Analitis
Aliran filsafat ini bukan hanya masuk dalam kelompok filsafat modern, namun lebih kepada filsafat dewasa ini. Filsafat ini membahas analisis bahasa dan konsep-konsep. Filsafat ini berkembang di Inggris dan Amerika sejak tahun 1950. tokoh aliran ini adalah Ludwig Josef Johan Wittgenstein (1889-1951). Sumbangannya yang besar adalah pentingnya bahasa. Ia mencita-citakan suatu bahasa yang ideal, yang lengkap, formal dan dapat memberikan kemungkinan bagi penyelesaian masalah-masalah kefilsafatan.

L. Struktural
Tokohnya J. Lacan lahir pada tahun 1901, menurutnya bahasa terdiri dari sejumlah termin yang ditentukan oleh posisi-posisinya satu terhadap yang lain. Termin tersebut digabungkan dengan aturan gramatika dan sintaksis. Bahasa membuka suatu lapangan posisi-posisi yang disintesiskan dengan aturan-aturan.menurut pendapatnya, kita baru menjadi pribadi apabila kita mengabdikan diri pada permainan bahasa. Kalau orang tidak lagi mengabdikan diri pada aturan tersebut ia tidak lagi bersifat pribadi (misalnya orang gila yang berbicara dengan Neo-Logisme).

***

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat modern semakin berkembang dan merupakan hal yang penting dalam dunia filsafat, terlebih pada masa ini muncul lebih banyak lagi aliran filsafat dengan berbagai karakteristik dan kajian serta sumber pengetahuan sebagai alat untuk memperoleh kebenaran. Beberapa aliran filsafat muncul dengan berbagai pandangan dan pemikiran dalam menentukan suatu kebenaran. Banyaknya aliran filsafat tersebut merupakan bukti bahwa belum ada sebuah konsep yang dapat diterima oleh segenap filosof. Ada filsafat yang berdasar pada ide, pada akal, pengalaman dan lain sebagainya bahkan ada yang bersifat penyempurna yang menggabungkan beberapa aliran filsafat. Para filosof mendefinisikan dan menjadikan sesuatu sebagai dasar berfilsafat karena disinilah letak keberagaman dan bervariasinya aliran filsafat yang dilahirkan. Memang tidak ada kebenaran yang bersifat mutlak kecuali yang bersumber dari Wahyu Ilahi.
Aliran filsafat modern yang dimaksud antara lain, Idealisme, Positivisme, Evolusionisme, Materialisme, Neo-kantianisme, Pragmatisme, Filsafat Hidup, Fenomenologi, Eksistensialisme, Neo-thomisme, Analitis, dan Struktural.
B. Saran dan kata Penutup
Dalam rangka peningkatan penulisan sebuah karya ilmiah, seperti halnya pada makalah ini, penulis menyarankan agar pihak pengelola perpustakaan STAI SMQ Bangko lebih menambah koleksi buku-buku yang relevan dengan semua mata kuliah terutama pada Mata Kuliah Filsafat dan semua relevansinya serta memberikan kemudahan pelayanan pada mahasiswanya.
Demikian karya ilmiah ini telah kami selesaikan sesuai dengan metode karya ilmiah dan semoga menambah khazanah wawasan pembaca sekalian. Amin.
***
DAFTAR PUSTAKA

Asmoro Ahmadi, Drs, Filsafat Umum, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada: 2007)
Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Ar-Ruzz, 2006)
Zubaedi,Dr, M.Pd, M.Ag, dkk Filsafat Barat, (Yogyakarta, AR-RUZ Media: 2007)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar